FENOMENA BIOSFER QALBU "BIDADARI YANG TERLEPAS"

      Ceceran darah di bagian tangan ini aku balut dengan selembar tisu, darah ini tak berhenti keluar, selembar tisu tak cukup untuk menahannya, namun hanya selembar tisu ini yang aku punyak. dengan iringan lagu ini aku ratapi semua kebodohan yang telah aku lakukan hingga tak aku temukan arah mana yang akan aku gapai.
         Dia sudah jauh terbang dengan kicau bahagianya, sementara aku berdiri disini memandangnya dengan uraian air mata karna sayapku ini masih butuh waktu satu tahun lagi untuk tumbuh dan terbang mengejarnya.Takkan ada yang bisa menolongku untuk bisa terbang menemuinya, hanya pasrah yang bisa aku lakukan saat ini karna aku yakin tuhan memiliki naskah skenario yang lebih indah dari semua ini, meskipun awalnya sakit tapi aku yakin kesakitan ini akan terbayar pada waktunya nanti.
         Terakhir kali aku memandangmu dengan uraian rambutmu yang pertama kali aku melihatmu seperti itu, sempat aku berfikir akan membelai rambut itu setiap saat hingga berubah warna menjadi putih karna tua, namun ternyata itu hanya sebuah mimpi yang tidak akan terjadi dikehidupan nyataku. Cinta yang sedari ingusan aku pendam kini berbuah kekecewaan karna aku tak sempat mengatakan cinta ini, mungkin satu tahun terlalu lama untuk kamu menungguku, aku juga merasakan hal itu tapi apalah daya karna itu fitrah yang harus aku jalani, tradisi keluarga yang mengharuskan meninggalkan peraduan sebelum aku menghadapimu di ijab qabulku.
       Aku jatuh cinta pada hatimu, hatimu terpaut pada titik cinta yang tercipta oleh ilahi, isak ku ditengah malam ini takkan berbuah apa apa kecuali hanya pelajaran yang pahit untuk ditelan namun segar setelah dikandung badan.
      Aku jatuh cinta pada hatimu, lantaran hati ini ada dalam kekuasaanya, jiwa terbengkalai kering merontang diantara padang pasir kehancuran qalbu, tampa air dan seekor unta untuk sampai pada kota bahagia disetitik hatimu.
        Tidak ada keterangan dalam cahaya yang aku cari untuk cintamu, terpaut selalu hatiku pada sesuatu yang menjauhkan aku pada cintamu, hingga aku ingin segera pulang untuk menemuimu mencari kepastian akan cintamu padaku.
       Tapi semuanya tampa harus aku pulang sudah pasti kalau sudah tidak ada tempat walaupun hanya setitik di daging merah itu untuk singgasana cintaku, dan sekarang aku sadar kalau cinta masih bisa terpaut pada cinta yang tersamarkan akan cintamu.
        Aku tak kuasa menolak kehendak cinta, karna baginya yang terbaik maka bagiku pula yang paling baik, aku akan menemukanmu suatu saat nanti ditempat yang berbeda dengan iringan cinta yang jelas tampa cinta yang tersamarkan lagi.
        Selamat menempuh hidup baru dan aku akan tersenyum mengiringi langkahmu untuk menggapai cinta yang tak tersamarkan.
Flag Counter