TRAGEDI BERDARAH MALAM MINGGU DI RAJAWALI




Dengan begitu ganasnya dia cabik cabik tubuh lawannya, tampa perlawanan sama sekali, karna tenaga lawannya sudah terkuras habis memudahkan dia untuk membunuhnya, mula mula dia penggal kepalanya, kemudian dengan sedikit menggeliat lawannya meregang nyawa, setelah itu dia robek perutnya hingga keluar semua isi perutnya kemudian dia memakan tubuh lawannya sampai yang tersisa hanya darah.
Siang itu matahari bersinar dengan sangat terik, kota yang katanya dulu dingin kini tinggalah cerita, kota malang seiring berkembangnya zaman dinginnyapun mulai hilang, rizal teman kamar sebelahku mengajak aku pergi perbaiki motornya yang baru di belinya kemaren, sesampainya di parkiran aku dan dia di kejutkan dengan beberapa ceceran darah yang tersebar di beberapa titik garasi tempat motor itu di simpan, dengan penuh tanda Tanya dan rasa gundah aku berjalan mengeluarkan sepeda kemudian berangkat dengan rizal ke bengkel.
Kemaren sore saat aku mengotak atik computer di kamar temanku ismail, om budi dengan suara batuknya membawa beberapa bunga di tangannya lalu menanamnya di depan kamar ku, aku lihat beberapa bunga mawar dengan warna merah,orange,pink,putih,dan kuning, aku begitu girang melihat bunga bunga itu karna aku sangat menyukai mawar, lantas dengan rela aku melepas computer itu dan bergegas membantu om budi menanam bunga mawar itu dan aku bilang padanya akan membantu merawatnya juga.
Selesai sudah pekerjaan ku sore itu, kebetulan malam ini malam minggu yang katanya kebanyakan anak muda adalah malam bersua dengan pasangan, namun bagiku itu tidak pernah terjadi selama aku di malang ini, malam minggu ku selalu aku isi dengan canda tawa bersama teman teman ku, setelah malam mulai larut dan kami semua mulai ngantuk kemudian kembali ke kamar masing masing untuk tidur.
Setelah melewati keindahan keindahan di negri sunyi aku bangun untuk solat subuh, usai solat aku bersantai untuk menunggu mentari tersenyum, setelah agak terik semua teman teman bangun dan melakukan aktifitas kami masing masing, seperti biasa tiap pagi om budi membersihkan teras depan kamar kami, dengan senyum kami menyapana hangat.
Semua aktivitas sudah selesai, aku beranjak turun mau membeli sesuatu ke toko, aku melihat hal janggal yang biasanya tidak di kerjakan oleh om budi, dia memasang jaring besi di beberapa tempat, pintu keluar dan pagar tak ketinggalan dia pasang jaring itu, dengan ragu aku mencoba bertanya pada om budi mengapa dia melakukan pekerjaan yang tak biasa itu.
Dengan mimik muka yang kelihatan sedikit kecewa namun di paksakan untuk senyum dia mulai bercerita padaku tentang semuanya mengapa dia menanam bunga bunga itu dan mengapa dia memasang jaring besi di pagar dan pintu masuk, semuanya ternyata berhubungan dengan TRAGEDI PEMBUNUHAN malam minggu ini, aku pun makin bingung hubungannya dengan memasang jaring besi ini apa, rasa penasaranku makin memuncak, kemudian om budi melanjutkan ceritanya, dia bertanya padaku apakah aku melihat darah yang berceceran di garasi, aku langsung mengiyakan.
Ternyata itu adalah darah ikan lele peliharaan om budi yang malam itu di bantai oleh kucing liar, makanya tujuannya menanam bunga dan memasang bunga itu agar tidak ada celah yang bisa di masuki kucing dan tidak ada korban ikan ikan hias maupun ikan lele yang di mangsanya.

                                                                                                            Peace , 12 mei 2013
                                                                                                Achsay ibnu syams al kayangani
Flag Counter